Tanya 2: “Bu, Bentuk Alloh itu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Alloh?”
Tanya 4: “Bu, Alloh itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Alloh ?”
Tanya 1: “Bu, Alloh itu apa sih?”
Jawablah: “Nak, Alloh itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: “Bu, bentuk Alloh itu seperti apa?”
Jangan jawab begini: “Bentuk Alloh itu seperti anu.. ini.. atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini:“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Alloh itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Alloh itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲت ِ وَٱلۡأَرۡضِۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡأَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬اۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Alloh?“
Jangan jawab begini:Karena Alloh itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Alloh itu gaib (semata),jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; YangZahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Alloh.
Jawablah begini:“Mengapa kita tidak bisa melihat Alloh?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih anak berpikir retoris) “Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”
Atau bisa juga beri jawaban:“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Alloh karena Alloh itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allohu Akbar waktu kita salat. Alloh Mahabesar.”
Silahkan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?
Jangan jawab begini: “Nak, Alloh itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Alloh ada di langit, apakah di bumi Alloh tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Alloh…berarti prinsip "Allohu Akbar" itu bohong?ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۚDia bersemayam di atas ’Arsy. <– Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini:“Nak, Alloh itu ada di mana-mana. ”Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Alloh itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini:“Nak, Alloh itu dekat dengan kita. Alloh itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Alloh selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.” “Qalbun mukmin baitulloh”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Alloh.” (Hadits)وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَDan apabila hamba-hamba-Ku bertanyakepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚDan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِDan kepunyaan Alloh-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Alloh. (Q.S.Al-Baqarah (2) : 115)
Jangan jawab begini: “Karena kalau kamu tidak menyembah Alloh, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Alloh, kamu akan dimasukkan ke surga.”
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Alloh bahkan menjadi benih syirik halus (khafi).
“Kenapa, Bu?”
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Alloh tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Alloh selalu ada untuk kamu. Nanti, Alloh juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu. ”Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Alloh. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).