BLOG SAHABAT ONLINE

Alloh Memberi Kesempatan Umur dan kesehatan itu adalah untuk menggenapi apa apa yang kurang pada diri ini...Belajar belajar dan terus belajar tadinya bodo jadi pintar,yang tadinya tdk bisa menjadi bisa.

This is default featured post 2 title

Alloh Memberi Kesempatan Umur dan kesehatan itu adalah untuk menggenapi apa apa yang kurang pada diri ini...Belajar belajar dan terus belajar tadinya bodo jadi pintar,yang tadinya tdk bisa menjadi bisa.

This is default featured post 3 title

Alloh Memberi Kesempatan Umur dan kesehatan itu adalah untuk menggenapi apa apa yang kurang pada diri ini...Belajar belajar dan terus belajar tadinya bodo jadi pintar,yang tadinya tdk bisa menjadi bisa.

This is default featured post 4 title

Alloh Memberi Kesempatan Umur dan kesehatan itu adalah untuk menggenapi apa apa yang kurang pada diri ini...Belajar belajar dan terus belajar tadinya bodo jadi pintar,yang tadinya tdk bisa menjadi bisa.

This is default featured post 5 title

Alloh Memberi Kesempatan Umur dan kesehatan itu adalah untuk menggenapi apa apa yang kurang pada diri ini...Belajar belajar dan terus belajar tadinya bodo jadi pintar,yang tadinya tdk bisa menjadi bisa.

Rabu, 23 Maret 2016

Cara Terbaik Mengenalkan Alloh Kepada Anak


Ketika anak bertanya tentang Alloh itu siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar.

Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang, mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran.

Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLOH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…

Berikut ini beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:

Tanya 1: “Bu, Alloh itu apa sih?”
Tanya 2: “Bu, Bentuk Alloh itu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Alloh?”
Tanya 4: “Bu, Alloh itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Alloh ?”
Tanya 1: “Bu, Alloh itu apa sih?”
Jawablah: “Nak, Alloh itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: “Bu, bentuk Alloh itu seperti apa?”
Jangan jawab begini: “Bentuk Alloh itu seperti anu.. ini.. atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini:“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Alloh itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Alloh itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲت ِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡأَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Alloh?“
Jangan jawab begini:Karena Alloh itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Alloh itu gaib (semata),jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.

Al-Hadid (57) : 3هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; YangZahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Alloh dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng.

Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Alloh itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Alloh.

Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Alloh itu laysa kamitslihi syai’un; Alloh itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.

Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Alloh, tetapi Diri Pribadi Alloh itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al.

Diri Pribadi Alloh itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Alloh yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦) مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ (١٧)

[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17) {ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}
Jawablah begini:“Mengapa kita tidak bisa melihat Alloh?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih anak berpikir retoris) “Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”
Atau bisa juga beri jawaban:“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Alloh karena Alloh itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allohu Akbar waktu kita salat. Alloh Mahabesar.”

Bisa juga dengan simulasi sederhana ini.
Silahkan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Alloh karena Alloh  itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Alloh itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”

Tanya 4: “Bu, Alloh itu ada di mana?”
Jangan jawab begini: “Nak, Alloh itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Alloh ada di langit, apakah di bumi Alloh tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Alloh…berarti prinsip "Allohu Akbar" itu bohong?ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ‌ۚDia bersemayam di atas ’Arsy. <– Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini:“Nak, Alloh itu ada di mana-mana. ”Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Alloh itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini:“Nak, Alloh itu dekat dengan kita. Alloh itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Alloh selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.” “Qalbun mukmin baitulloh”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Alloh.” (Hadits)وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَDan apabila hamba-hamba-Ku bertanyakepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚDan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِDan kepunyaan Alloh-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Alloh. (Q.S.Al-Baqarah (2) : 115)

“Alloh sering lho bicara sama kita..misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Alloh untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ

Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)

Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Alloh ?”
Jangan jawab begini: “Karena kalau kamu tidak menyembah Alloh, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Alloh, kamu akan dimasukkan ke surga.”
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Alloh bahkan menjadi benih syirik halus (khafi).

Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka, ”Masak sama Alloh kayak dagang aja! Yang namanya Alloh itu berarti butuh penyembahan! Alloh kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!” “Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini: “Nak, kita menyembah Alloh sebagai wujud bersyukur karena Alloh telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita. Kalau Adek gak nyembah Alloh, Adek yang rugi, bukan Alloh. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru. ”(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)

Katakan juga pada anak: “Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Alloh, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?!” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
“Kenapa, Bu?”
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Alloh tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Alloh selalu ada untuk kamu. Nanti, Alloh juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu. ”Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Alloh. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
WAllahu a’lam...

http://rumahdp2juta.com/?id=admin

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More